IDXChannel - Bukan cerita baru lagi kalau kebutuhan susu nasional terutama untuk sektor industri masih tergantung pasokan impor. Pasalnya, hingga hari ini 80 persen bahan baku susu berasal dari negara lain.
Hal tersebut seperti diungkapkan Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika. Ia mengungkapkan industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor pangan yang mendapat prioritas dalam pengembangannya. Maka dari itu, guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor, Kemenperin berupaya untuk melakukan peningkatan rasio penggunaan susu segar dari peternak dalam negeri.
“Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan dan penguatan program kemitraan yang saling menguntungkan antara industri pengolahan susu dengan koperasi atau peternak sapi perah lokal,” ungkap Putu, Rabu (20/10/2021).
Dia menjelaskan, bahwasanya pada tahun 2020, kebutuhan bahan baku susu untuk industri pengolahan susu tercatat 3,95 juta ton (setara susu segar), dengan pasokan bahan baku susu dalam negeri sebesar 909 ribu ton (20 persen), dan sisanya dipasok dari negara lain dalam bentuk Skim Milk Powder (SMP), Whole Milk Powder (WMP), Anhydrous Milk Fat (AMF), Butter Milk Powder (BMP), dan Demineralized Whey Powder (DWP).
Menurut Plt. Dirjen Industri Agro, masih kecilnya populasi sapi perah di Indonesia berimbas pada rendahnya ketersediaan pasokan susu segar di dalam negeri. Selain itu, meningkatnya investasi di sektor industri pengolahan susu, menyebabkan kebutuhan bahan baku selama enam tahun terakhir rata-rata tumbuh 4 persen, sedangkan produksi susu segar hanya tumbuh 2,6 persen.