"Nanti tergantung capping-nya mau ditetapkan di berapa lalu selisihnya berapa akan jadi additional cost bagi teman-teman di sektor kelistrikan," urainya.
"Belum lagi sejauh ini sebesar 70 persen produksi listrik di Indonesia masih berbasis fosil sehingga hal ini masih harus dicermati oleh pemerintah," imbuhnya.
Untuk itu, Komaidi pun meminta hal ini tidak hanya perlu dilihat dari sisi lingkungan, namun juga perlu menyeimbangkan dengan sudut pandang sosial, ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Betul kalau perspektif dari sudut pandang lingkungan sangat bagus. Kita kan harus balance karena ada aspek sosial, ekonomi dan daya beli masyarakat termasuk kelangsungan bisnis IPP jadi harus dilihat dari semua aspek," pungkas Komaidi.
(YNA)