IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Kongres 9 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) yang mengambil tema “Improving the quality of the Tridharma of the faculty of Economics and Business in building sustainable and resilience national food security” secara virtual, Selasa (30/11), menjelaskan tentang pentingnya sektor pertanian dan upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional dalam agenda pembangunan.
“Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tetap resilient di tengah pandemi. Sebagai penopang sektor pangan, pertanian menjadi sektor yang tetap tumbuh positif ketika sektor lain mengalami kontraksi. Bahkan sektor ini juga berkontribusi terhadap ekspor,” jelas Airlangga dalam kongres tersebut seperti dikutip dari keterangan pers Kemenko Perekonomian.
Mengingat pentingnya menjaga ketahanan pangan nasional, Menko Airlangga menjelaskan bahwa Pemerintah melakukan berbagai upaya menjaga ketahanan pangan tersebut melalui empat strategi.
Pertama, terkait dengan keterjangkauan dari sisi peningkatan akses pangan masyarakat, Pemerintah mendorong pemanfataan digitalisasi dari pasar serta kerjasama dengan BUMN guna dapat mendistribusikan pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.
Kedua, Pemerintah menjaga ketersediaan pangan dengan menjaga pasokan stok pangan yang dilakukan melalui peningkatan produktivitas dalam negeri dan mensubstitusikan kegiatan yang tergantung dari negara lain.
Ketiga, terkait dengan peningkatan kualitas dan keamanan pangan, Pemerintah melakukan penerapan budidaya pertanian yang baik (Good Agricultural Practices) dan penanganan pascapanen yang baik (Good Handling Practices), pemenuhan Standar Nasional Indonesia
(SNI), serta Pemenuhan Sanitary dan Phytosanitary (SPS) yang akan terus dijaga.
“Keempat, hal terakhir yang tidak kalah penting, yakni menjaga ketahanan serta keberlangsungan sumber daya alam, misalnya melalui penetapan lahan sawah yang dilindungi atau pengendalian alih fungsi lahan sawah, diversifikasi budidaya, penggunaan pupuk organik serta pemeliharaan jaringan irigasi,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga pada kesempatan tersebut juga menjelaskan terkait food estate yang pengembangan program tersebut dilaksanakan berbasis korporasi agar petani berkelompok, baik dalam bentuk koperasi atau gapoktan. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam
pemberian akses pendampingan, pembiayaan, dan fasilitas lain yang disediakan Pemerintah dan bekerjasama dengan BUMN maupun swasta.
Sebagai informasi, acara Kongres 9 AFBI dilakukan secara virtual dan secara langsung di Kalimantan Tengah. Menko Airlangga berharap kegiatan tersebut dapat memberikan insight yang baru dan penyemangat bagi masyarakat untuk terus berinovasi dalam membangun perekonomian Indonesia.
“Sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo, selain di Kalimantan Tengah, saat ini juga sedang digarap food estate di Sumatera Utara, maupun di Papua. Sebagai salah satu pilot project food estate, Kalimantan Tengah telah menunjukkan progres yang cukup menggembirakan. Dukungan dari segenap pihak dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN serta swasta menjadi kunci keberhasilan program ini,” jelas Menko Airlangga.