IDXChannel - Rencana Pemerintah Kabupaten Malang membuka lahan perkebunan sawit seluas 60.000 hektare (Ha) di tolak sejumlah aktivis lingkungan. Perkebunan tersebut menurut mereka hanya akan menimbulkan kerugian bagi petani dan rusaknya lingkungan.
Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Lingkungan Malang Selatan menyatakan sikap atas rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Para aktivis menilai pembukaan perkebunan kelapa sawit, akan memberikan dampak di berbagai aspek.
Juru Bicara (Jubir) Aliansi Selamatkan Lingkungan Malang Selatan, Atha Nursasi menuturkan, budidaya perkebunan kelapa sawit disebut banyak merugikan dari sisi ekosistem lingkungan dan ekonomi pengelolaannya. Dari sisi keuntungan ekonomi untuk petani misalnya, mereka hanya mendapatkan Rp 700 sampai 800 per kilo, di setiap masa panen.
"Maka yang didapatkan adalah kerugian, karena tidak setara dengan biaya perawatan yang tinggi, serta di bawah tegakkan sawit tidak bisa ditanami tanaman apapun," kata Atha saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Kamis (10/6).
Dibandingkan perkebunan kelapa sawit, kata Atha, wilayah Malang selatan sebenarnya memiliki potensi dijadikan pengelolaan tanaman lain, seperti kopi, coklat, hingga buah - buahan tropis, seperti mangga, alpukat, nangka, durian, dan lain - lain. Bahkan, sifatnya baik untuk lingkungan dan menguntungkan petani secara ekonomi.