sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Alami Defisit, Bapanas Yakin Juli Stok Bawang Merah dan Cabai Kembali Normal

Economics editor Heri Purnomo
01/07/2022 02:17 WIB
Badan Pangan Nasional (Bapanas) meyakini bahwa kondisi tersebut hanya bersifat temporer dan akan kembali normal pada Bulan Juli 2022 mendatang.
Alami Defisit, Bapanas Yakin Juli Stok Bawang Merah dan Cabai Kembali Normal (foto: MNC Media)
Alami Defisit, Bapanas Yakin Juli Stok Bawang Merah dan Cabai Kembali Normal (foto: MNC Media)

IDXChannel - Komoditas bawang merah dan cabai di sebagian wilayah mengalami defisit. Meski begitu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) meyakini bahwa kondisi tersebut hanya bersifat temporer dan akan kembali normal pada Bulan Juli 2022 mendatang.

"Kedua barang ini (cabai dan bawang) setiap hari sudah kita lakukan mobilisasi dan kita kerjakan semua," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Kamis (30/6/2022). 

Berdasarkan perhitungan Kementerian Pertanian (Kementan), menurut Arief, pada Bulan Juli 2022 mendatang pasokan untuk kedua komoditas itu diperkirakan bakal kembali membaik.

"Sehingga yang diperluakan adalah bridging (penyesuaian) sampai kondisi nanti benar-benar normal," tutur Arief.

Saat ini, Arief menyebut pihaknya terus melakukan langkah-langkah untuk mengupayakan kondisi cabai dan bawang merah kembali ke kondisi normal.  Diantaranya dengan memobilisasi pangan dari berbagai daerah.

"Kita kirim stok cabai ke Pasar Kramat Jati. Jadi kalau dilihat dari kebutuhannya, antara 30 sampai 32 ton itu bisa kita kirimkan sekitar tiga sampai lima ton setiap harinya," ungkap Arief.

Dengan mempertimbangkan kondisi ketahanan cabai yang relatif singkat, maka Bapanas bekerja sama dengan beberapa airlines untuk mengirimkan cabai tersebut ke daerah-daerah yang mengalami defisit.
 
"Dan karena save life cabai itu pendek, jadi kita kirimkan lewat udara. Sehingga satu airlines itu bisa mengangkut sekitar satu setengah sampai dua tiga ton," papar Arief.

Selain itu, Bapanas disebut Arief juga akan bekerjasama dengan Kementan untuk meningkatkan produksi, mengatur daya simpan, mengatur pola tanam serta mengatur luas lahan sehingga tidak tergantung pada kondisi cuaca. 

"Kita perlu teknologi untuk melakukan penyimpanan, sampai hari ini kita sudah mencari teknologi penyimpanan cabai dan bawang diapay bisa memperpanjang save lifenya sampai dengan tiga sampai lima bulan. Dan itu menjadi tantangan buat Badan Pangan Nasional untuk mencari lagi teknologi penyimpanan cabai dan bawang merah," tandas Arief.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Perdagangan per 28 Juni 2022, stok indikatif cabai dan bawang merah menurun. Pantauan Kemendag di 20 pasar induk tercatat pasokan cabai dan bawang merah masing-masing 12,41 persen dan 22,33 persen di bawah normal. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement