IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap alasan di balik terjadinya kelangkaan beras di pasaran. Dikatakan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, fenomena ini tidak lepas dari pola penyimpanan petani di beberapa daerah.
Ketut menjelaskan, meski produksi beras terdapat surplus beras sebesar 5,01 juta ton terhadap selisih antara produksi dan konsumsi selama Januari sampai September, namun para petani di beberapa daerah, mempunyai pola penyimpanan yang unik, yang sesuai kearifan lokalnya.
"Jadi petani itu tidak langsung menjual, ada yang disimpan. Itu tercermin dalam survei kami di 2023 dan 2024 bahwa rumah tangga produsen dan konsumen menyimpan lebih dari 10 persen," kata Ketut Selasa (26/8/2025).
"Jadi ini harus diperhitungkan, sehingga memang kalau produksinya tinggi, barang itu ada, tapi kemungkinan tidak ke pasar, mereka tahan untuk jaga-jaga. Ini tentu tidak bisa dilarang karena merupakan budaya setempat," tuturnya.
Ketut menyebut sesuai data dalam Proyeksi Neraca Pangan yang telah disinergikan dengan KSA BPS, produksi beras sampai September sebenarnya menampilkan statistik yang apik. Produksi beras tercatat diangka 28,22 juta ton sampai September, kemudian kebutuhan konsumsi sampai September itu 23,21 juta ton.