H&M sejauh ini belum menanggapi permintaan menanggapi langkah pemerintah China itu, yang dilayangkan BBC. Ucapan juru bicara China itu menimbulkan keraguan pada masa depan perusahaan Swedia itu di salah satu pasar terbesar di dunia.
Pemerintah China juga mendukung aksi boikot yang dilakukan warganya terhadap produk-produk dari H&M dan peritel global lainnya. Konsumen China engga berbelanja di jaringan toko ritel raksasa asal Swedia tersebut.
Aksi boikot di China awalnya menargetkan Nike dan H&M, dimana laporan terakhir menyebutkan produk-produk mereka telah ditarik dari platform e-commerce utama dan beberapa toko offline mereka tutup di seluruh negeri. Namun belakangan boikot telah melebar terhadap brand lain termasuk Burberry, Adidas dan Converse.
Isu kapas meletus setelah AS dan pemerintah negara barat lainnya meningkatkan tekanan terhadap China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. China dituduh melakukan pelanggaran HAM serius terhadap Etnis Uyghurs di wilayah tersebut.
Pada bulan Desember, BBC menerbitkan laporan penyelidikan yang menunjukkan China memaksa ratusan ribu etnis minoritas termasuk Uyghurs menjadi tenaga kerja kasar di ladang kapas Xinjiang. Pekan lalu beberapa negara barat -termasuk inggris, AS, Kanada dan anggota Uni Eropa- menjatuhkan sanksi kepada pejabat di China atas situasi di Xinjiang.