"Bandingkan saja Pertamina Dex (non-subsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp 8.000 per liter. Cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," jelasnya.
Salah satu faktor, sambung Arifin, yang membentuk adanya disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.
"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," urai Arifin.
Menurut Arifin, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. "(Harga BBM) Negara ASEAN, tinggi-tinggi, bisa dua sampai 3 kali lipat," tegas Arifin.
(NDA)