"Jangan sampai peluang ini dimanfaatkan bangsa lain untuk ekonomi mereka, sementara kita tidak bergerak kemana-mana. Kita tidak anti asing, tapi kita harus pastikan market itu adalah untuk pertumbuhan ekonomi kita," jelasnya.
Lanjut Erick, BUMN sebagai lokomotif pembangunan harus melakukan program digitalisasi dan pengembangan teknologi untuk merespons perubahan perilaku konsumen dan revolusi industri 4.0.
Terlebih, saat ini disrupsi digital gelombang kedua sudah mulai terjadi. "Apalagi sekarang banyak yang bicara tentang Metaverse, gelombang ketiga, sebuah ekosistem digital yang jadi turunannya Bitcoin, NFT dan lainnya," ujarnya.
Untuk itu, dalam mendorong transformasi digital, pihaknya melakukan berbagai strategi seperti mengembangkan infrastruktur berupa jaringan fiber optik dan 5G, pendanaan start up karya anak bangsa dan penciptaan ekosistem platform digital nasional. (TIA)