sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Apindo Wakili Suara Sektor Bisnis di FFD4 PBB, Akselerasi Pembiayaan Berkelanjutan

Economics editor Nia Deviyana
04/07/2025 12:44 WIB
Untuk pertama kalinya, suara sektor bisnis secara resmi terintegrasi dalam forum kebijakan tingkat tinggi PBB tersebut melalui Business Steering Committee. 
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menjadi Co-Chair Business Steering Committee FFD4, mewakili suara sektor privat dari emerging economies. Foto: Apindo.
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menjadi Co-Chair Business Steering Committee FFD4, mewakili suara sektor privat dari emerging economies. Foto: Apindo.

Bagi negara berkembang, implementasi Communique ini berpotensi membuka peluang pembiayaan yang lebih inklusif lewat skema jaminan kredit dan pengurangan risiko, yang khususnya diharapkan dapat mendukung UMKM yang sering mengalami kesulitan akses
modal.

Sebagai bagian dari rangkaian FFD4, Shinta W. Kamdani juga menjadi pembicara utama yang membuka sesi International Business Forum (IBF) yang merupakan bagian penting FFD4, bersama para pemimpin dunia seperti Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. 

Shinta menekankan pentingnya kontribusi nyata sektor usaha dari negara berkembang dalam menciptakan sistem pembiayaan global yang responsif terhadap kebutuhan lokal.

"Emerging economies tidak hanya membutuhkan lebih banyak pembiayaan, tetapi juga struktur pendukung dan kepercayaan agar dana bisa benar-benar sampai ke sektor yang paling membutuhkan. Di sinilah peran strategis blended finance sebagai jembatan nyata antara visi global dan pelaksanaan di lapangan,” ujar Shinta.

Keterlibatan aktif sektor bisnis Indonesia dalam Business Steering Committee FFD4 menegaskan semakin kuatnya peran dunia usaha Indonesia dalam tataran global untuk memastikan akselerasi pendanaan dan investasi berkelanjutan. 

Apindo tidak hanya memperjuangkan kepentingan sektor usaha nasional, tetapi juga turut membentuk arah baru
pembiayaan pembangunan global yang lebih relevan dan kontekstual bagi negara berkembang.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement