“Saya berharap dengan tidak berlakunya FO mulai 1 Agustus akan nyata mendongkrak harga TBS”, ujarnya.
Untuk itu, kata Gulat, DPP APKASINDO bekerjasama dengan semua jajaran 22 Provinsi APKASINDO dari Aceh sampai Papua agar memonitor semua petani kelapa sawit (PKS).
Gulat mengatakan, pada Juni lalu ekspor CPO dan 26 turunannya sudah meningkat 28% dibandingkan Juni 2021. Dan dari awal Juli sampai akhir Juli termonitor ekspor sudah mencapai 2 juta ton lebih.
Sehingga tidak ada lagi alasan PKS untuk mengatakan tangki penuh, karena ekspor sudah menuju normal.
"Demikian juga pihak korporasi refinary dan eksportir tidak ada alasan lagi membeli CPO dari PKS dengan harga murah, karena ekspor sudah berjalan dan beban CPO sudah berkurang USD400/ton (Rp6 juta/ton CPO atau Rp6.000/kg CPO)," ujarnya.
(FRI)