sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Atasi Gejolak Ekonomi dan Geopolitik, Erick Minta BUMN Tinjau Utang hingga Aksi Korporasi

Economics editor Febrina Ratna
18/04/2024 15:19 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir, memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia dan gejolak ekonomi global.
Atasi Gejolak Ekonomi dan Geopolitik, Erick Minta BUMN Tinjau Utang hingga Aksi Korporasi. (Foto: Dok. Pertamina)
Atasi Gejolak Ekonomi dan Geopolitik, Erick Minta BUMN Tinjau Utang hingga Aksi Korporasi. (Foto: Dok. Pertamina)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Terutama dengan pecahnya konflik antara Israel dan Iran.

"Situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (17/4/2024).

Kondisi tersebut diperparah dengan gejolak ekonomi global. Salah satunya inflasi AS sebesar 3,5 persen yang membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus USD85,7 dan USD 90,5 per barrel.

"Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai USD100 per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat," lanjut dia.

Erick menyampaikan dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp 16.000-16.300 per USD dalam beberapa hari ke belakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.

Erick menilai situasi ekonomi dan geopolitik tersebut sudah dan akan berdampak kepada Indonesia melalui Foreign Outflow atau keluarnya investasi asing yang akan memicu melemahnya rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi.

Kemudian juga semakin mahalnya biaya impor bahan baku dan pangan karena gangguan rantai pasok. "Dan akan menggerus neraca perdagangan Indonesia," sambung Erick.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement