IDXChannel - Raksasa properti China, Evergrande mulai menjajaki harapan banyak pihak dan investor. Evergrande melakukan pembayaran bunga sebesar USD83,5 juta setara Rp 1,16 triliun (kurs Rp 14.000) pada obligasi dalam bentuk dolar yang jatuh tempo bulan lalu.
Mengutip Al Jazeera, Minggu (24/10/2021), upaya itu menunjukkan bahwa Evergrande mundur dari ambang default. Memberi setidaknya satu minggu lagi untuk mengatasi krisis utang yang telah mengguncang kepercayaan investor terhadap bisnis dari Negeri Tirai Bambu.
Kabar tersebut memicu reli mingguan terbesar dalam sejarah obligasi China sejak 2012. Kreditur Evergrande masih bersiap untuk restrukturisasi utang yang akhirnya dapat menempati peringkat di antara yang terbesar di China. Obligasi 8,25% perusahaan yang jatuh tempo Maret 2022 dihargai hanya 26 sen dolar.
Pembayaran obligasi Evergrande, yang datang pada akhir masa tenggang 30 hari, menandai putaran terbaru dalam drama utang senilai USD860 miliar dan menutupi sektor properti yang menyumbang sekitar seperempat dari pendapatan ekonomi. Pembuat kebijakan senior China mencoba untuk meyakinkan investor dalam beberapa hari terakhir bahwa risiko dari Evergrande terkandung, bahkan ketika mereka mengisyaratkan keengganan untuk menyelamatkan perusahaan.
Direktur Eksekutif di BOC International Holdings Wu Qiong mengatakan, pembayaran itu terlihat seperti upaya untuk menghentikan krisis.