sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bank DBS Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen di 2026

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
26/11/2025 22:20 WIB
Ekonom Senior DBS Bank, Radhika Rao memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2026.
Bank DBS Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen di 2026 (Foto: iNews Media Group)
Bank DBS Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen di 2026 (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Ekonom Senior DBS Bank, Radhika Rao memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2026.

Ini seiring dengan perbaikan sentimen konsumen yang tercermin dalam indikator konsumsi harian masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga hingga aktivitas leisure lainnya.

"Kesimpulan saya, sentimen telah membaik, dan pola konsumsi bergeser ke layanan seperti makan di luar, perjalanan, dan layanan bernilai tambah lain. Data tiga kuartal terakhir 2025 menunjukkan perubahan jelas dalam pola konsumsi rumah tangga," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Selain konsumsi, pertumbuhan juga akan diperkuat oleh ekspansi belanja pemerintah pada 2026, terutama pada sektor sosial, infrastruktur, dan belanja modal. 

"Daya beli yang membaik dan belanja pemerintah yang lebih besar menciptakan kombinasi yang kuat bagi pertumbuhan tahun depan," kata Radhika.

"Jadi, yang pertama tadi adalah konsumsi, dan yang kedua adalah belanja pemerintah. Di mana pemerintah akan membelanjakan anggaran? Kami memperkirakan akan meningkat pada sektor sosial serta infrastruktur dan belanja modal," tambahnya.

Radhika menekankan bahwa inflasi tetap terjaga dan tidak menjadi ancaman besar bagi daya beli. Kenaikan inflasi yang terjadi belakangan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga logam mulia, bukan oleh lonjakan harga pangan atau jasa. 

DBS memproyeksikan inflasi sekitar 2 persen pada 2025 dan 2,5 persen pada 2026, sejalan dengan target Bank Indonesia (BI).

"Inflasi yang stabil memberi ruang bagi daya beli untuk terus pulih. Ini mendukung konsumsi rumah tangga sebagai motor ekonomi utama," katanya.

Dengan kondisi domestik yang solid dan sentimen yang makin membaik, DBS menilai bahwa risiko terhadap daya beli umumnya berasal dari luar negeri, terutama kebijakan suku bunga dan tarif Amerika Serikat. 

Namun stabilisasi nilai tukar dan ekspektasi BI untuk memangkas suku bunga 75 basis poin akan membantu menjaga momentum konsumsi.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement