sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bantah Kominfo, Pakar Siber: Kebocoran 1,3 Miliar Data SIM Card Valid

Economics editor Tangguh Yudha/MPI
06/09/2022 13:14 WIB
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya menginvestigasi dua juta sample data yang bisa didapat secara gratis. Dia menyatakan data yang bocor itu benar valid.
Bantah Kominfo, Pakar Siber: Kebocoran 1,3 Miliar Data SIM Card Valid. (Foto: MNC Media)
Bantah Kominfo, Pakar Siber: Kebocoran 1,3 Miliar Data SIM Card Valid. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kasus kebocoran 1,3 miliar data pendaftar kartu SIM mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

Dalam pernyataannya, Alfons mengklaim telah melakukan investigasi terhadap dua juta sample data yang bisa didapat secara gratis. Dia menyataka data yang bocor itu benar-benar otentik.

"Keabsahan data yang diberikan, apakah nomor telepon, NIK yang terkandung di dalam sampel data yang diberikan tersebut cukup otentik," kata Alfons seperti dikutip dari pernyataan resmi, Selasa (6/9/2022).

Alfons pun menyebut telah mencoba menghubungi salah satu kontak dari data sample melalui aplikasi pesan WhatsApp. Ia menanyakan apakah benar kontak tersebut bernama Atika.

Kontak yang dihubungi kemudian membenarkan hal itu. Dari sana Alfons semakin yakin bahwa terbukti nama kontak dengan nomor memang sama.

"Dari nomor NIK yang diberikan sebagai sampel, semua nomor NIK yang dicek secara random 100 % merupakan NIK yang otentik dan nomor telepon yang terkait dengan NIK tersebut ternyata aktif dan memang digunakan oleh pemilik NIK yang bersangkutan," terangnya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku telah melakukan investigasi terhadap data sample bersama para operator seluler, Dukcapil, BSSN, tim Cyber Crime Polri, serta Dirjen PPI.

Dalam kesimpulannya, Kominfo menyebut tidak semua data yang bocor itu valid. "Dari hasil investigasi ada 15-20% data yang valid. Ada juga yang 9% saja, tergantung operator. Ini juga masih data sample. Kami sepakat untuk melakukan investigasi lebih mendalam lagi," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement