Meski begitu opsi itu bersifat sementara. Ke depan gas tidak lagi digunakan untuk memasok kebutuhan listrik tetap digantikan dengan energi terbarukan. "Ini adalah tujuan jangka panjang Uni Eropa, untuk menggantikan bahan bakar fosil dengan energi terbarukan."kata kepala kebijakan energi UE Kadri Simson.
Sebagai informasi, meningkatnya permintaan energi telah mendorong tidak hanya kenaikan harga gas tapi juga minyak hingga batu bara sehingga memicu tekanan inflasi dan menghentikan rencana pengurangan emisi karbon untuk memerangi pemanasan global. Komisi Eropa memperkirakan harga akan tetap tinggi hingga April 2022.
Krisis energi membuat IEA angkat bicara menyerukan agar dunia menginvestasikan USD4 triliun atau meningkat tiga kali lipat pada 2030 untuk mempercepat implementasi energi terbarukan. Investasi tersebut untuk mencapai emisi nol bersih karbon dan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius pada tahun 2050, target kesepakatan iklim Paris tahun 2015.
(SANDY)