Lebih lanjut, pergeseran pola produksi juga memengaruhi aktivitas penggilingan. Di mana 70 persen produksi padi terjadi dalam enam bulan pertama setiap tahun.
"Artinya kalau 7 kali 6 berarti 42 juta ton. 42 juta ton sudah selesai giling. Selebihnya 23 juta ton, itu yang kapasitas giling terpasang adalah 165 juta besar kecil sedang. Pasti ada yang tidak kebagian kan? Yang besar harusnya tidak masuk mengganggu yang kecil," tutur dia.
Amran mengungkapkan, gangguan bisa terjadi bila penggilingan besar membeli gabah dengan harga lebih tinggi. Kendati demikian, dia memastikan bahwa saat ini ada tanda-tanda pemulihan bagi penggilingan kecil.
"Karena yang kecil kalau dia beli Rp6.500, dia membeli Rp6.700 yang besar. Kalau dia naik Rp6.700, mereka beli Rp7.000. Artinya yang kecil, ekonomi kecil terganggu. Tapi lihat fenomena, setelah terjadi pengurangan premium di supermarket modern, terjadi peningkatan penjualan di pasar tradisional. Kemudian penggilingan kecil mendapatkan suplai," katanya.
(DESI ANGRIANI)