Kemenkeu sebelumnya buka suara soal banyaknya kelas menengah yang turun "kasta". Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 9,48 juta kelas menengah turun kelas.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II, Thomas Djiwandono mengatakan, penyebab utama kelas menengah di Indonesia turun adalah dampak atau ekses berkepanjangan dari pandemi Covid-19, bukan akibat dari kebijakan pemerintah. Kondisi ini dinilainya menjadi tantangan bagi pemerintahan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
"Saya rasa ini memang menjadi PR pemerintahan Pak Prabowo, yang utama bagaimana supaya kita mencari solusi jangka panjang (kelas menengah) untuk kembali ke level pra pandemi," katanya dalam media gathering di Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (25/9).
Pria yang kerap disapa Tommy itu menjelaskan, pandemi yang terutama terjadi pada periode 2020-2022 membuat aktivitas ekonomi menurun dan dampaknya memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor. Hal ini berdampak pada kelas menengah, terutama yang masuk kategori rentan.
“Jadi jangan dianggap ada kebijakan tertentu (dari pemerintah) tiba-tiba kelas menengah turun terus. Saya garis bawahi bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kelas menengah ini bukan karena kebijakan yang kurang," ujarnya.
(Fiki Ariyanti)