sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BBM di SPBU Swasta Langka, KSP Bakal Pelajari Kebijakan Impor Minyak

Economics editor Binti Mufarida
18/09/2025 14:07 WIB
Kantor Staf Presiden (KSP) bakal mengkaji persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada SPBU swasta.
Kantor Staf Presiden (KSP) bakal mengkaji persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada SPBU swasta. (Foto: iNews Media/Binti Mufarida)
Kantor Staf Presiden (KSP) bakal mengkaji persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada SPBU swasta. (Foto: iNews Media/Binti Mufarida)

IDXChannel - Kantor Staf Presiden (KSP) bakal mengkaji persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada SPBU swasta dalam rangka memperoleh gambaran yang komprehensif.

Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari mengatakan, KSP bakal mengkaji kebijakan impor BBM satu pintu melalui PT Pertamina (Persero). Hasil dari kajian ini akan dilaporkan sebagai masukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Sebelumnya, kebijakan impor BBM satu pintu yang dikeluarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memantik polemik di masyarakat. Hal tersebut menyusul kekosongan BBM setelah SPBU swasta mulai kehabisan stok dan diminta membeli BBM dari Pertamina.

Qodari yang baru saja menjabat untuk menggantikan Letjen (Purn.) AM Putranto itu meminta waktu untuk mengkaji persoalan yang disebutnya relatif baru muncul di media massa.

"Kita mau kaji yang mudah-mudahan nanti kajian-kajian dari KSP ini bisa menjadi masukan, bila perlu pembanding sehingga, kadang-kadang begini, kebijakan itu berasal dan lahir dari suatu niat baik,” kata Qodari di Kantor KSP Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/9/2025). 

Qodari menilai, pada dasarnya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kemaslahatan masyarakat. Namun, dia menyadari kadang ada beberapa kebijakan yang justru tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

“Tetapi karena ini masalah sosial yang kompleks, aktornya banyak, kadang-kadang ada implikasi-implikasi tertentu yang kurang diinginkan. Istilahnya itu, kalau kita bawa mobil itu blind spot-lah, kadang-kadang begitu,” ujar Qodari.

“Nah mudah-mudahan kita akan membangun suatu mekanisme di mana blind spot-blind spot itu bisa diidentifikasi dari awal gitu, sehingga tidak menjadi pro kontra, kontroversi atau kerugian di kemudian hari mudah-mudahan,” pungkasnya.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement