Airlangga menegaskan kombinasi penguatan ekspor, konsumsi domestik, serta percepatan realisasi anggaran pemerintah menjadi faktor kunci yang menjaga momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2025.
"Dengan indikator tersebut hampir seluruh risiko pertumbuhan di tahun 2026 sudah dikelola dan diserap di tahun ini, jadi risiko yang akan muncul seluruhnya sudah masuk dalam tingkat suku bunga dan harga termasuk rupiah di tahun ini," kata Airlangga.
Ia menambahkan sepanjang tahun 2025 ini Bank Indonesia telah memangkas suku bunga 125 basis poin. Sehingga suku bunga acuan terjaga di angka 4,75 persen. Hal ini mampu mendorong kredit usaha dan belanja masyarakat dan berdampak pertumbuhan ekonomi.
"Kita bersyukur inflasi tercatat 2,86 persen secara yoy per Oktober, terkendali dalam rentan sasaran target nasional hal ini dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan suku bunga BI, dan dorongan insentif fiskal pemerintah dalam melakukan ekspektasi inflasi," katanya.
(kunthi fahmar sandy)