Dorongan untuk memanfaatkan SRG ini disambut baik oleh Sekjen APEDI, Mochamad Sabdo, yang menyampaikan bahwa saat ini APEDI, memiliki lahan seluas 2000 hektare di Purwakarta, yang rencananya akan digunakan untuk percontohan SRG dan pengolahan berbagai komoditi, seperti kelapa, jagung premium, dan sorgum.
Sebagaimana diusulkan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri yang mendampinginya, Wamendag juga menyampaikan bahwa bentuk kehadiran pemerintah dalam mengatasi harga jagung yang rendah juga dapat dilakukan dengan mempertemukan petani dengan pengusahan pakan ternak, maupun asosiasi retail untuk menyerap produksi.
Isu yang sama pentingnya yang juga mengemuka dalam pertemuan yaitu soal akses pasar produk pertanian Indonesia ke luar negeri. Relatif terbatasnya akses petani di desa terhadap informasi ekspor dapat diselesaikan salah satunya melalui koordinasi antara APEDI dengan Kemendag.
Terkait ini, Wamendag menekankan bahwa kunci keberhasilan ekspor ialah ketersediaan pasokan yang berkesinambungan dan business matching dengan para pembeli di luar negeri.
“Kami sadar bahwa mendorong petani untuk ekspor ke luar negeri bukanlah hal mudah dan perlu concerted effort dari seluruh pemangku kepentingan. Di kami sendiri, Kemendag setiap tahunnya menggelar event Trade Expo Indonesia," terangnya