"Tapi sesepi-sepinya sih sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta per bulan, insya allah pasti kita dapat. Alhamdulillah bisa buat bantu-bantu mereka (anggota komunitasnya) untuk belanja kebutuhan sehari-hari," urai Eka.
Ekspor
Dengan kemampuan produksi sebanyak itu, Eka pun mulai optimistis bahwa dia dan kelompok kerjanya sudah bisa menerima pesananan dalam jumlah cukup besar. Tak hanya menyasar pesanan dari dalam negeri, Eka juga bermimpi kelak suatu saat Batik Ciwitan juga bisa dijual hingga luar negeri.
Guna merealisasikan mimpi tersebut, Eka bertekad untuk dalam waktu dekat bisa mengikuti berbagai pameran berskala besar, termasuk di antaranya adalah ajang pameran International Handicraft Trade Fair (Inacraft).
Tekad Eka untuk dapat turut tampil di Inacraft bukannya tanpa sebab. Keyakinan Eka, didasarkan pada fakta bahwa keberadaan batik ciwitan yang saat ini merupakan salah satu bagian dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bawah naungan Desa Wisata Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Sedangkan Desa Wisata Benteng sendiri saat ini tercatat sebagai salah satu desa penerima dana hibah dari program Desa BRILian yang diselenggarakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI.