sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bos KAI Buka-bukaan di DPR, Ngutang Rp64,9 Triliun untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Economics editor Suparjo Ramalan
01/09/2021 14:51 WIB
Untuk membiayai pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) KAI utang USD4,55 miliar atau setara Rp64,9 triliun. 
Bos KAI Buka-bukaan di DPR, Ngutang Rp64,9 Triliun untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (FOTO: MNC Media)
Bos KAI Buka-bukaan di DPR, Ngutang Rp64,9 Triliun untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (FOTO: MNC Media)

Untuk pembiayaan ditahap Engineering Procurement Construction (EPC) atau tahapan desain perencanaan, pengadaan barang dan jasa, hingga konstruksi mencapai 4,7 miliar dolar AS. Nilai EPC sudah termasuk dalam nilai keseluruhan proyek strategi nasional tersebut (PSN). 

Meski begitu, anggaran sebesar Rp 64,9 triliun baru berupa capital expenditure (capex) atau belanja modal awal. 

"Belum, ini masih awal Pak. Jadi ini nilai capex awal. Nilai project 6,07 miliar dolar AS tadi, maka EPC-nya nilainya 4,7 miliar dolar AS jadi dari 6,07 miliar dolar AS 4,7 miliar dolar AS itu merupakan EPC," ungkap dia. 

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sendiri terdiri dari dua konsorsium. Pertama, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dimana sejumlah perusahaan negara bergabung di dalamnya. 

Secara komposisi saham, PT Wijaya Karya (Persero) memiliki 38 persen, kemudian KAI 25 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, 12 persen, dan PTPN VIII 25 persen. Jadi, total aset BSBI sebesar 60 persen di KCJB. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement