Pengurangan tersebut pun dibarengi dengan peningkatan permintaan listrik dan revenue PLN sepanjang tahun lalu.
"Kami diskusi dan negosiasi dengan Independent Power Produsen. Jadi kami menyampaikan apa adanya, dulu waktu kita menandatangani kontrak, kontraknya fair tetapi demand tidak tercapai, maka akhirnya take or pay. Maka itu, kami berusaha sharing dengan para IPP ini dan Alhamdulillah ternyata mendapat dukungan luar biasa," ucap dia.
Untuk pembelian tenaga listrik, PLN berhasil menekan anggaran sebesar Rp1 triliun. Efisiensi ini merupakan buah dari negosiasi atas skema take or pay.
"Ini adalah hasil dari upaya take or pay yang terealisasi di tahun kemarin," kata dia.
Kemudian biaya pemeliharaan juga menurun hampir Rp3 triliun, biaya kepegawaian menurun sampai Rp1,6 triliun.
"Jadi kami berupaya bagaimana revenue kami bisa ditingkatkan dan cost itu bisa di efisien sehingga struktur, baik itu dari EBITDA, profit and loss dari PLN, di mana internal variabel yang bisa dikendalikan di dalam PLN itu betul-betul kami optimalkan," ujar Darmawan.