IDXChannel – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya tren perbedaan harga komoditas di pasar internasional pada Agustus 2025. Kelompok komoditas pertanian dan logam mulia mengalami kenaikan, sementara energi justru melemah.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menjelaskan, berdasarkan data dari World Bank, indeks harga pertanian pada Agustus 2025 tercatat 112,61, naik 1,16 persen dibanding bulan sebelumnya (m-to-m) dan tumbuh 0,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (y-on-y).
"Kenaikan ini didorong terutama oleh peningkatan harga kakao, kopi, serta minyak kelapa sawit. Harga minyak sawit internasional naik 5,08 persen secara bulanan dan tumbuh signifikan 10,01 persen secara tahunan menjadi USD1.025,99 per metrik ton," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Di sisi lain, indeks harga logam mulia (precious metals) juga menunjukkan kenaikan. Nilainya mencapai 252,54, meningkat 0,85 persen m-to-m dan 6,05 persen y-on-y.
Hal tersebut, kata dia, menegaskan tingginya permintaan investasi pada aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sebaliknya, kelompok komoditas energi justru melemah. Indeks energi pada Agustus 2025 berada di level 88,09, turun 3,90 persen dibanding bulan sebelumnya dan merosot 14,18 persen dibanding Agustus 2024.
Penurunan tersebut dipicu turunnya harga batubara di pasar internasional yang hanya tercatat USD112,15 per metrik ton, anjlok 23,06 persen dibanding tahun lalu.
Sementara itu, indeks harga logam dan mineral (metals & minerals) relatif stabil di angka 109,99, turun tipis 0,27 persen m-to-m namun masih tumbuh 2,77 persen y-on-y.
Selain perkembangan harga komoditas, BPS juga mencatat Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur negara mitra dagang utama Indonesia. India (59,3), Amerika Serikat (53,0), dan Tiongkok (50,5) berada di zona ekspansif. Sebaliknya, Jepang (49,7) masih berada dalam zona kontraksi.
Dengan kondisi ini, BPS menilai perkembangan harga komoditas global di Agustus 2025 berpotensi memberikan dampak beragam bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor ekspor pertanian dan energi.
(Dhera Arizona)