Sumber daya tersebut tidak termanfaatkan karena perang yang terjadi selama 20 tahun setelah Amerika Serikat (AS) menginvasi negeri itu.
Balkhi mengatakan, Imarah Islam Afghanistan ingin diakui tak hanya oleh Korea Selatan tapi juga seluruh dunia sebagai pemerintah yang sah dari rakyat.
"Taliban benar-benar ingin bertemu dengan para pemimpin dan pengusaha Korea lalu memperkuat hubungan ekonomi dan orang-ke-orang antara masyarakat juga negara,” katanya.
Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon, mengatakan kepada parlemen, pemerintah mempertimbangkan berbagai pilihan untuk memberikan perlindungan kepada warga Afghanistan yang bekerja dengan warga Korea Selatan di Kabul, termasuk kemungkinan membawa mereka ke Seoul.
“Kami menganggap ini sebagai masalah dan memiliki kewajiban nasional untuk memberi mereka tempat yang aman. Kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah, termasuk opsi untuk mengangkutnya ke sini,” kata Hoon. (TYO)