Dari sekian banyak protes yang terkumpul, rata-rata masyarakat bersepakat hanya akan membayar maksimal 20 persen dari total tagihan energi yang mereka terima.
Gelombang sosial muncul tak lepas dari kondisi Italia yang selama ini menggantungkan 40 persen kebutuhan gasnya dari pasokan Rusia. Karenanya, sejak Rusia memutuskan memangkas pasokan gas ke negara-negara Eropa, Italia benar-benar terpukul, dengan tagihan energi melonjak signifikan.
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, telah menganggarkan lebih dari 52 miliar euro untuk sepanjang tahun ini, sebagai alokasi bantuan bagi masyarakat dan perusahaan dari lonjakan harga lisrik, gas dan juga bahan bakar minyak (BBM). Dirasa tak cukup, Draghi kini bersiap mengucurkan paket bantuan lanjutan senilai 13 miliar euro.
Gerakan sosial pembangkangan atas tagihan energi menjadi sorotan di Italia, seiring bakal digelarnya kampanye pemilu nasional pada September ini. (TSA)
Penulis: Cindy Angelia