Walalupun menurut Yadi memang kapasitas produksi gula dalam negeri kurang jika disandingkan dengan konsumsi gula di dalam negeri. Oleh sebab itu pemerintah perlu memperhatikan data kebutuhan gula di dalam negeri, jangan sampai di satu waktu harga gula tinggi di waktu lain harga gula mengalami kenaikan.
"Harapannya memang yang penting adalah data, jadi harus betul dan sesuai dengan data, sehingga kebutuhan impor jumlahnya harus di atau dengan benar, artinya sesuai dengan kebutuhan di pasar agar tidak oversuply, kemudian harus diatur juga waktunya, karena kalau tidak, mungkin dalam waktu tertentu akan rendah dan harga gula bisa tinggi," sambung Yadi.
Yadi berharap kebijakan impor gula yang akan dilakukan kedepan tidak menguntungkan satu pihak, namun justru mengorbankan pihak lain dalam hal ini petani gula dalam negeri.
"Perlu diatur jumlah secara total kemudian diatur waktu dan kuota impornya sehingga tidak mengganggu produksi gula lokal, karena kalau datanya kurang tepat, atau tidak melihat kondisi, makanakan terjadi pasar yang tidak baik, pasar jenuh dan pasar langka" pungkasnya.
(NDA)