IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa ketahanan pangan dan gizi merupakan isu strategis nasional yang harus terus dipastikan keamanan dan pelaksanaannya.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah (Pemda) dinilai dapat berkontribusi dalam menjaga keamanan pangan dan gizi di wilayahnya melalui gerakan mengonsumsi sumber pangan yang terjangkau dan kaya protein, seperti telur.
Menurut Arief, mempromosikan gemar makan telur kepada masyarakat dapat mendukung upaya percepatan penurunan stunting serta pencegahan kerawanan pangan dan gizi.
"Telur merupakan komoditas pangan yang sangat cocok untuk gerakan pengentasan rawan gizi dan stunting, karena kandungan nutrisi telur begitu lengkap baik makro maupun mikronutrien serta memiliki harga yang terjangkau," ujar Arief, dalam keterangan resminya, Rabu (2/11/2022).
Sebagai pencegah stunting, Arief menjelaskan, telur dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi Ibu hamil, Ibu menyusui dan juga balita.
"Gerakan ini kami harap tidak berhenti pada hari ini saja, melainkan menjadi gerakan yang massif di seluruh wilayah Indonesia," tutur Arief.
Dikatakan Arief, saat ini angka prevalensi stunting Indonesia sudah mengalami penurunan sebesar 3,27 persen selama periode dua tahun terakhir, yaitu dari semula 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 24,4 persen pada tahun 2021.
Upaya pencegahan stunting ini sejalan dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo, agar di tahun 2024 angka prevalensi stunting Indonesia turun menjadi di bawah 14 persen.
"Hal ini merupakan tantangan dan tentunya perlu kerja keras dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat agar prevalensi stunting terus menurun seperti yang ditargetkan oleh Bapak Presiden," ungkap Arief.
Gerakan ini disebut Arief juga dapat meningkatkan serapan telur peternak lokal, sehingga turut menjaga stabilitas dan keseimbangan harga telur.
"Konsumsi telur kita masih sebesar 7,5 kg/kapita/tahun di tingkat rumah tangga. Jika dibandingkan negara lain, konsumsi telur per kapita Indonesia masuk urutan ke-15 dunia. Tentu upaya peningkatan konsumsi telur perlu terus dilakukan, salah satunya melalui gerakan makan telur seperti hari ini," papar Arief.
Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan Nasional produksi telur ayam ras dalam negeri tahun 2022 diperkirakan sekitar 5,566 juta ton dengan perkiraan kebutuhan dari Januari-Desember 2022 sebesar 5,502 juta ton. Sehingga, pada akhir 2022 diperkirakan surplus sebesar 63 ribu ton. (TSA)