IDXChannel - Pandemi covid hingga PPKM Level 4 yang diberlakukan pemerintah berdampak besar bagi usaha para pengusaha garmen dan tekstil.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan bahwa kondisi pedagang pasar saat ini sangat memprihatinkan. Khususnya, adalah pedagang pasar kalangan kebutuhan sekunder seperti garmen, tekstil, aksesoris, dan yang lainnya.
"Kalau pedagang kebutuhan harian, seperti kebutuhan dapur masih ada yang beli meski sedikit, sementara pedagang kebutuhan sekunder hanya bisa jadi 'penonton'," ujar Ngadiran kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Kamis(29/7/2021).
Dia menyebutkan, pendapatan pedagang pun sudah sangat drop sekali. Terlebih lagi, pembeli di pasar tradisional mayoritas berasal dari masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
"Yang memprihatinkan dalam kondisi saat ini, daya beli drop tetapi pembayaran retribusi harus berjalan. Kalau tidak bayar, atau menunggak, tokonya diancam disegel, hingga dibatalkan hak pakainya," terang Ngadiran.
Dia mencontohkan pedagang-pedagang di Pasar Tanah Abang yang menggelar spanduk meminta pembebasan bayar retribusi. Toko-toko pun sudah banyak yang kosong dan tutup, dan meski buka, yang membeli nol.
"Kita ke pasar belum tentu dapat pelaris, yang pasti keluar ongkos dan bayar parkir di pasar tradisional sekarang mahal sekali, dibandingkan mall lebih murah di mall. Itu dampak aturan baru perparkiran di pasar tradisional yang dikelola oleh swasta," keluh Ngadiran.
Bahkan, banyak pedagang yang sulit melunasi utangnya ke koperasi pasar karena tidak ada pemasukan. "Saya sebagai ketua Koperasi Pasar (Koppas) sangat merasakan, anggota atau pedagang yang utang sudah tidak bisa bayar karena makan saja sudah sulit, sementara Koperasi Pasar pun utangnya dari bank," pungkasnya. (RAMA)