"Properti pengaruhnya cukup besar, karena memiliki multiplier effect yang cukup luas, kalau propertinya goyang, semua material seperti semen, besi dan lainnya bakal goyang semua," sambungnya.
Belum lagi menurut Totok industri properti ini sebagai lokomotif juga menarik hingga sektor UKM terkecil, bukan hanya industri atau produk yang dihasilkan oleh pabrik pabrik besar, namun juga menyeret UMKM kecil yang menjual aksesoris atau hiasan rumah, yang terkadang dihasilkan industri perorangan.
Apa yang terjadi di China merupakan korban dari mangkraknya kegiatan transaksi properti yang terjadi di negara tersebut. Hal itu menurutnya bisa menjadi perhatian pemerintah dalam mengbil pelajaran untuk merumuskan kebijakan kedepan.
"Justru penting juga diperhatikan Indonesia adalah krisis ekonomi di Amerika, itu akan terjadi domino effect ke negara lain termasuk Indonesia, itu harus di jaga oleh ahli Ekonomi makro, kalau akibat pasti ada, tetapi seberapa besar tergantung negara," pungkas Totok. (RRD)