Hal lain yang saat ini juga dikhawatirkan petani tembakau di Jawa Timur khususnya adalah produksi yang diproyeksikan menurun hingga 30 persen. Dari sekitar 100 ribu hektar areal produksi tembakau keseluruhan di Jawa Timur, hanya sekitar 80 ribu hektar yang bisa panen. “Karena terdampak cuaca hasil panen tidak terlalu maksimal. Ditambah lagi saat ini pasarnya sangat lesu,” lanjut Muhdi.
Seluruh petani tembakau di Jawa Timur menolak kenaikan tarif cukai. Petani berharap pemerintah justru membantu mendorong industri hasil tembakau (IHT) bangkit dari pandemi. Bukan justru menghantam industri dari hulu hingga hilir. (TIA)