"Meskipun mahal, mau tidak mau tetap dibeli karena itu kebutuhan rumah tangga," ungkapnya kepada MNC Portal Indonesia di warung miliknya.
Menurut pemilik warung ini, kondisi harga minyak yang terjadi saat ini bukan lagi naik, melainkan sudah ganti harga saking tingginya. Akibatnya, kerugian bukan saja dirasakan oleh pedagang saja tetapi pembeli pun turut kena imbasnya.
"Ini bukan naik lagi saya sebutnya, tapi sudah ganti harga. Dan ini merugikan sekali bagi para pedagang, termasuk pembeli. Apalagi pedagang-pedagang jajanan gorengan, nasi goreng, itu kalau beli minyak di sini. Mereka ngeluh," katanya.
Adapun harga minyak goreng yang dijual di warung Ibu Aura, minyak kemasan 2 liter dibanderol Rp 33 ribu, sebelumnya dihargai Rp 30 ribu. "Besok kalau saya beli untuk tambah stok, pasti harganya berubah lagi," sambungnya.
Seperti diketahui, belum lama ini Kementerian Perdagangan mengumumkan bahwa tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal ini juga disebabkan turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar.