IDXChannel - Kabar kenaikan tarif ojek online (ojol) memicu perhatian publik termasuk Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia menilai, kebijakan ini dapat menaikkan inflasi sektor transportasi secara signifikan.
"Kenaikan tarif ojol yang cukup tinggi akan membuat inflasi dari sektor transportasi meningkat tajam, dan ini bisa berpengaruh ke inflasi khususnya di perkotaan, ditambah dengan kenaikan harga pangan maupun energi maka perkiraan inflasi umum bisa mencapai 5.5-5.7% year on year sepanjang 2022," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Senin (15/8/2022).
Menurutnya, imbas dari naiknya tarif ojol juga tidak berkorelasi dengan naiknya pendapatan para mitra driver.
"Kalau tarif naik tinggi, konsumen akan kaget dan mencari alternatif transportasi lain. Misalnya dari rumah ke kantor, mungkin ujungnya konsumen kelas menengah akan naik motor sendiri dibanding membayar jasa ojol yang dipersepsikan mahal," terang Bhima.
Oleh karena itu, pemerintah harus hati-hati dalam mendesain kenaikan tarif. Mengecek dahulu peningkatan konsumsi kelas menengahnya berapa, kemudian tingkat inflasi, serta tantangan ke depan yang bisa menghambat daya beli masyarakat.