"Tapi sementara ini saya percaya, Rosan Roeslani, dia adalah mantan Ketua Umum Kadin, adalah figur yang profesional, di dalam kiprahnya. Tapi harus hati-hati, meskipun profesional, tapi dia (jangan) diganggu oleh politik. Jadi biarkan Rosan dengan tim bekerja," ujarnya.
Lebih jauh menurut Didik, Danantara harus bisa membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Di sisi lain Danantara juga tidak boleh sebatas menjadi pemain lokal, mengingat sudah ada BUMN yang menjadi penguasa domesik.
"Danantara itu tidak boleh menjadi pemain lokal, di Purwokerto, di Sidoarjo, enggak bisa. Kalau seperti ini Danantara menjadi lembaga useless. Mengapa? Karena Pertamina kan menguasai domestik, menjadi pengecer di domestik," kata dia.
"Perbankan juga sudah mayoritas itu melayani perusahaan-perusahaan Indonesia. Nah karena itu, harus ya, dia harus global," lanjutnya.
(Febrina Ratna Iskana)