Stefanus juga menekankan pentingnya keseimbangan antara standar internasional dan fleksibilitas lokal agar tidak terjebak dalam birokrasi internal yang kerap menghambat kecepatan dan efektivitas BUMN.
"Mohon waktu untuk mendesign, ini memang kompleks, yang pasti kita akan buat bentuk metode yang tadi world class sesuai standar internasional. Tapi juga disesuaikan dengan situasi di sini. Jangan sampai itu malah akhirnya mengikat, BUMN jadi kurang bisa cepat kadang juga gara-gara internal regulation sendiri," ujar Stefanus.
Dengan pendekatan ini, Danantara diharapkan bisa menjadi motor penggerak investasi yang profesional, gesit, dan mampu bersaing di tingkat global.
"Tentu saja tanpa kehilangan konteks lokal yang krusial dalam pengambilan keputusan investasi nasional," ujarnya.
(NIA DEVIYANA)