sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Didukung INA dan PMN, Erick Thohir Optimistis BUMN Karya Akan Sehat

Economics editor Suparjo Ramalan
18/09/2021 17:38 WIB
Langkah restrukturisasi core business BUMN Karya tengah dilakukan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.
Langkah restrukturisasi core business BUMN Karya tengah dilakukan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.  (Foto: MNC Media)
Langkah restrukturisasi core business BUMN Karya tengah dilakukan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. (Foto: MNC Media)


IDXChannel - Langkah restrukturisasi core business BUMN Karya tengah dilakukan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Tujuannya, memperbaiki model bisnis dan cash flow perseroan. 

Untuk perbaikan model bisnis, restrukturisasi memberikan klasifikasi usaha yang nantinya dilakukan perusahaan. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut upaya itu membuat perusahaan lebih spesifik fokus pada bisnis yang dijalankan. Misalnya, fokus pada pembangunan jalan tol dan properti, hingga sektor konstruksi lainnya. 

Pembagian itu sekaligus menghindari kompetisi sesama BUMN Karya yang justru dinilai merugikan perusahaan itu sendiri. 

"Kita klasifikasikan supaya tadi, jangan berkompetisi dan akhirnya kanibal dan merugikan daripada kompetisi itu sendiri. Kita coba lakukan itu," ujar Erick, dikutip Sabtu (18/9/2021). 

Di sisi cash flow, pemegang saham memaparkan ada dua skema yang ditempuh untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan baik melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan divestasi aset ke dalam Indonesia Investment Authority (INA).

Tercatat, ada lima perusahaan yang menerima PMN 2022 sebesar Rp34,57 triliun. Kelima BUMN tersebut yakni Perumnas, PT PLN (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI).

"PMN diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ada sebelumnya. PMN dimasukan juga untuk memperbaiki struktur keuangan karena penugasan, tetapi kita tidak berdiam diri," kata dia. 

Terkait divestasi, nanti PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, akan menjual sejumlah ruas tol kepada investor. 

Dalam proses transaksinya, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign Wealth Fund (SWF) sebagai lembaga pengelolaan Investasi pemerintah pusat, bertindak sebagai fasilitator antara investor dengan manajemen ketiga perusahaan pelat merah tersebut.

"Kita bekerja sama dengan INA bagaimana aset-aset yang sudah ada kita kerja samakan dengan INA supaya direstrukturisasi, supaya cash flow-nya bagus dan karya-karya ini menjadi sehat," ungkap Erick.  (TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement