"ADB berkomitmen untuk mendukung Sri Lanka dalam mengatasi tantangan saat ini dan melangkah menuju stabilisasi ekonomi, pemulihan berkelanjutan, dan pertumbuhan inklusif," lanjutnya.
Sri Lanka berutang sebesar USD7,1 miliar kepada kreditur bilateral, termasuk USD3 miliar ke China, USD1,6 miliar ke India, dan USD2,4 miliar ke kelompok negara kreditor Paris Club.
"Negara ini menghadapi jalan panjang menuju pemulihan dan harus tetap teguh melaksanankan reformasi yang diperlukan," kata ADB. (WHY)