sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dinkes DKI Awasi Penggunaan Obat Sirop di RS sampai Apotek

Economics editor Suparjo Ramalan
25/10/2022 15:59 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti menyebut timnya saat ini tengah mengawasi penggunaan obat sirop di rumah sakit, puskesmas, dan apotek. 
Dinkes DKI Awasi Penggunaan Obat Sirop di RS sampai Apotek. (Foto: MNC Media)
Dinkes DKI Awasi Penggunaan Obat Sirop di RS sampai Apotek. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti menyebut tim dari Suku Dinas masing-masing wilayah Kota Administrasi turun ke lapangan mengawasi penggunaan obat sirop di rumah sakit, puskesmas, dan apotek

"Tentu kami mengikuti, apa yang menjadi arahan edaran dari Kemenkes tentang pembatasan tidak dulu dipake obat cair itu," kata Widyastuti kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Selasa (25/10/2022).

Hal itu sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menyusul meningkatnya kasus gagal ginjal akut atipikal pada anak.

"Tim kami di suku dinas sebagai pembinaan, pengawasan, pengendalian turun ke Rumah Sakit ke Puskesmas dan ke Apotek untuk memastikan bahwa obat-obat cair yang dimaksud sudah disimpan terpisah, atau dilakukan bahasa kita karantina lah, sehingga tidak dipakai dulu sampai nanti ditetapkan kemudian oleh badan yang berkompeten," imbuhnya.

Widyastuti mengatakan bahwa Dinkes DKI juga terus berkoordinasi dengan organisasi profesi, asosiasi apoteker untuk memberikan informasi dan pendalaman. Selain itu juga memastikan obat sirop di karantina sementara sampai ada ketetapan lebih lanjut.

"Kami berkoordinasi dengan semua organisasi profesi, termasuk dengan asosiasi apoteker dan apotek untuk memberikan info dan pendalaman. Kami melakukan persuasi, memastikan bahwa obat-obat yang dilarang dipakai lebih dulu, bahasa kami, di karantina, di karantina itu diamankan tidak dipakai sampai nanti ada ketetapan lebih lanjut obatnya diapakan," ucap Widyastuti.

Sebelumnya, Widyastuti membeberkan sebanyak 49 persen dari 90 total kasus gangguan ginjal akut atipikal pada anak dinyatakan meninggal dunia di Jakarta. Selain itu, 26 anak menjalani perawatan di rumah sakit dan 15 berhasil sembuh.

"Secara umum di DKI Jakarta dari Januari 90 kasus tercatat, 49 persen meninggal. kemudian sedang dirawat 26 orang kemudian yang survive (sembuh) 15 anak," jelasnya.

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement