IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mendukung penuh inisiasi terobosan baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang meluncurkan Indonesia Trading House di Swiss.
Peluncuran tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kadin dan Pasar Indonesia.
“Kami mendukung inisiasi terobosan baru Kadin Indonesia dan Pasar Indonesia untuk bisa menjual produk-produk Indonesia, terutama produk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Pelaku UKM biasanya diliputi keragu-raguan saat melakukan penetrasi pasar baru dikarenakan risikonya yang tinggi,” ujar Mendag Lutfi dikutip dari keterangan resmi Kemendag, Jumat (27/5/2022).
Dia berharap, penandatanganan MoU antara Kadin dan Pasar Indonesia bisa mendorong ekspor produk Indonesia di masa mendatang.
“Ini juga merupakan komitmen kita untuk bisa menjadi pemain di pasar lokal dan menjadi jagoan di pasar global,” imbuhnya.
Sementara Arsjad menyampaikan, kerjasama ini merupakan langkah untuk memfasilitasi para UKM Indonesia. Ia pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kementerian.
“Langkah ini merupakan upaya untuk memfasilitasi agar UKM Indonesia bisa besar dan ikut mendapatkan insentif dari persetujuan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Pratnership Agreement (CEPA),” ujarnya.
Sebagai informasi, pada periode Januari-Maret 2022, total perdagangan Indonesia-Swiss mencapai USD 1,36 miliar atau meningkat 349 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumya yang tercatat sebesar 301,96 juta. Sementara total perdagangan Indonesia-Swiss pada 2021 tercatat sebesar USD 1,99 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Swiss pada 2021 yaitu perhiasan (USD 900,04 juta); emas (USD 212,17 juta); limbah dan scrap dari logam berharga (USD 76,01 juta), serat optik (USD 43,31 juta); dan perak (USD 31,17 juta).
Sedangkan impor utama Indonesia dari Swiss yaitu emas (USD 119,97 juta); jam tangan (selain kotak dari logam berharga) (USD 42,94 juta); jam tangan (dengan kotak logam berharga) (USD 42,31 juta); darah manusia, antiserum, vaksin (USD 29,38 juta); dan tinta cetak (USD 18,31 juta).