IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong sektor industri pengolahan karet agar semakin produktif, baik pada skala menengah besar, menengah, kecil, bahkan mikro. oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen untuk terus memacu program hilirisasi produk karet melalui diversifikasi produk yang memiliki daya saing tinggi.
“Peningkatan pengolahan hilirisasi industri karet dalam negeri dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi industri pada produk hilir seperti alas kaki, ban vulkanisir, kompon karet, karet keperluan tambang dan karet rumah tangga serta karet otomotif,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Jumat (5/3/2021)
Potensi karet alam di Indonesia tahun 2020 tercatat sebanyak 3,5 juta ton. Salah satu daerah yang mampu memasok karet alam adalah Jambi. Provinsi tersebut mampu memasok sekitar 10% karet alam, setelah Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Riau. Meski demikian, pada 2019 hanya 21% karet yang diserap domestik, dan sisanya diekspor dalam bentuk karet remah, lateks pekat maupun ribbed smoke sheet.
Dalam upaya mendukung hilirisasi produk berbahan karet alam di daerah Jambi, BSKJI Kemenperin telah menandatangani kesepakatan dengan dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi terkait kerja sama penerapan teknologi industri komoditi unggulan di Provinsi Jambi. “Kerja sama seperti ini perlu ditindaklanjuti untuk menciptakan ekosistem industri dan sinergi para pemangku kepentingan. Diharapkan selanjutnya dapat mendorong tumbuhnya industri hilir karet di Jambi, bahkan dapat dijadikan sebagai pilot project pola pengembangan komoditi unggulan di provinsi lainnya,” ujar Doddy.
Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, salah satu unit kerja Kemenperin yakni Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Palembang, secara intensif melakukan pendampingan dan transfer teknologi industri pengolahan karet alam di Provinsi Jambi.