Kenaikan harga minyak ini merupakan pemulihan dari penurunan baru-baru ini pekan lalu, namun masih mendekati posisi terendah dalam 15 bulan terakhir karena pasar khawatir perlambatan ekonomi akan mengikis permintaan minyak mentah tahun ini.
Namun, harga minyak telah turun lebih dari 13% sepanjang tahun ini, dengan sebagian besar kerugian terjadi pada Maret dampak jatuhnya beberapa bank AS dan Eropa dan menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi tahun ini.
Analis ING mencatat bahwa spekulan telah memotong posisi beli minyak secara tajam selama dua minggu terakhir, dengan posisi keseluruhan menjadi lebih netral hingga Maret.
“Ini membuat spekulan memiliki sedikit ruang untuk mendorong harga minyak lebih tinggi. Kita perlu melihat perubahan sentimen dan meredanya kekhawatiran atas perkembangan terkini di sektor perbankan,” kata analis ING dikutip Investing.com, Senin (27/3).
Di samping itu, terkait krisis perbankan, pejabat AS dan Eropa memperingatkan selama akhir pekan bahwa sektor perbankan sedang diawasi secara ketat karena potensi krisis kredit.
Pasar tengah mengkhawatirkan keruntuhan bank Eropa setelah Credit Suisse akhirnya diambil alih oleh UBS dalam kesepakatan darurat yang ditengahi oleh regulator.
Sumber kekhawatiran pasar terbaru datang dari Deutsche Bank, yang sahamnya anjlok lebih dari 8% pada minggu lalu setelah lonjakan CDS mendekati level tertinggi selama lima tahun.
Presiden bank sentral The Fed Minneapolis Neel Kashkari juga mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengukur seperti apa dampak krisis perbankan terhadap perekonomian, dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi keputusan suku bunga.
Namun, mengutip Investing.com, wakil presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Luis de Guindos memperingatkan bahwa krisis perbankan kemungkinan akan mengakibatkan pertumbuhan dan inflasi yang lebih rendah. ECB sejauh ini menyatakan akan terus mengetatkan kebijakan moneter. (ADF)