sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Efek Kenaikan Harga Global Naik, Daya Beli Masyarakat Ikut Tergerus

Economics editor Ikhsan PSP
31/08/2022 16:40 WIB
EY Future Consumer Index menunjukan kenaikan harga barang dan jasa ternyata sebanyak 52% responden global mengakui kesulitan membeli barang.
Efek Kenaikan Harga Global Naik, Daya Beli Masyarakat Ikut Tergerus. (Foto: MNC Media)
Efek Kenaikan Harga Global Naik, Daya Beli Masyarakat Ikut Tergerus. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ernest and Young dalam survei mereka bertajuk EY Future Consumer Index menunjukan kenaikan harga barang dan jasa ternyata sebanyak 52% responden global mengakui kesulitan membeli barang dan memengaruhi keputusan pembelian mereka.

Sebagian besar penurunan daya beli tersebut didorong oleh dampak inflasi pada harga dan antisipasi varian baru Covid-19, survei menunjukkan bahwa konsumen akan terus mengendalikan konsumsi mereka dengan beralih ke alternatif yang lebih murah dan membeli lebih sedikit barang yang dinilai tidak penting.

EY Asia-Pacific Buy and Integrate Leader, EY-Parthenon Indonesia Leader and Partner, PT Ernst & Young Indonesia, Iwan Margono mengatakan, selama dua tahun terakhir konsumen telah memikirkan kembali cara mereka menjalani hidup, menilai hubungan antara perilaku konsumen dan faktor lain yang mendorong pembelian. 

"Dengan daya beli yang menurun dan ketidakpastian yang membayangi, konsumen dipaksa untuk memikirkan kembali kebiasaan belanja mereka untuk bukan hanya barang, tetapi juga kebutuhan sehari-hari,” ungkap Iwan dalam keterangan pers, Rabu (31/8/2022).

Dia menjelaskan, hal ini berdampak paling besar pada masyarakat yang berpenghasilan rendah sebesar 62%, namun survei juga menunjukkan bahwa mereka yang berpenghasilan menengah terdampak 48% dan berpenghasilan tinggi mencapai 42% juga ikut terhimpit.

"Ini dapat dilihat di beberapa negara berkembang Asia, termasuk Indonesia, India, dan Thailand, di mana lebih dari setengah berpenghasilan menengah dan lebih dari 60% berpenghasilan tinggi terkena dampaknya," jelasnya.

Menurutnya, konsumen di negara-negara Asia yang mayoritas penduduknya berpenghasilan harian atau mingguan, menjadi lebih berhati-hati dalam berbelanja dan memilih untuk menabung lebih banyak demi mempersiapkan masa depan.

Sementara itu, EY-Parthenon Associate Partner, Strategy and Transactions, PT Ernst & Young Indonesia, EY Indonesia Consumer Products & Retail Sector Leader, Anugrah Pratama mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global mendorong masyarakat hanya membeli barang yang dibutuhkan.

“Dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan geopolitik, konsumen saat ini ingin mengetahui bahwa tidak hanya mereka dihargai, tetapi apakah merek yang menjual produk layak untuk mereka beli,” pungkasnya. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement