Awalil menegaskan bahwa jika krisis pangan dan energi masih terus melanda dunia dan nilai tukar rupiah semakin melemah, tak ada pilihan selain untuk mengambil utang, terlepas dari siapa presidennya.
Awalil juga memperhatikan bahwa modal asing telah meninggalkan Indonesia, dan ini adalah kenyataan yang sulit untuk disangkal. Transaksi finansial seperti investasi langsung, portofolio, dan investasi lainnya selama bertahun-tahun cenderung mencatat surplus atau kelebihan masuk uang. Bahkan saat pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020 dan 2021, surplus tersebut tetap ada meskipun mengalami penurunan.
Namun, segalanya berubah pada tahun 2022. Transaksi finansial mengalami defisit pertama kalinya sejak tahun 2009, dengan jumlah mencapai 8,33 miliar dolar AS, bahkan menjadi rekor defisit terbesar dalam dua dekade terakhir.
Pada kuartal kedua tahun 2023, investasi portofolio yang meninggalkan Indonesia terus berlanjut seperti yang terjadi pada tahun 2022, mencapai angka 8,47 miliar dolar AS.
Investasi lainnya selama paruh pertama tahun 2023 juga mencatat defisit sebesar 9,02 miliar dolar AS, melanjutkan tren defisit pada tahun 2022 yang mencapai 14,72 miliar dolar AS.