"Kalau ditanya saya apakah optimis, kami harus optimis, karena saya optimis terukur. Maka kami sedang menyusun perushaan apa saja yang akan datang pada 2023 dan dengan perusahaan apa saja yang sudah eksisting, dan tetap melanjutkan invetasi," kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai realisasi investasi tersebut adalah dengan memberikan sweetener (pemanis) untuk para investor ketika ingin melakukan investasi di Indonesia.
"Sweetener itu pasti ada, tapi ada sweetener yang bisa kita umumkan secara regulasi, dan ada sweetener yang sifatnya di bawah meja. Semua negara punya, itu langkah kita bernegosiasi," sambung Bahlil.
Meski demikian, tantangan untuk merealisasikan invetasi Rp1.400 tirliun pada 2023 bukan hanya dihadapkan pada kondisi perekonomian global. Ada juga tahun politik yang dikhawatirkan bakal mengganggu stabilitas.