Di sektor keuangan, Helmi mencatat, volatilitas pasar juga meningkat sejak pengumuman tarif pada 2 April 2025. Periode tersebut bertepatan dengan musim repatriasi dividen oleh perusahaan-perusahaan dengan pemegang saham asing, yang turut meningkatkan permintaan dolar di dalam negeri.
Namun, dia mengapresiasi kebijakan pengetatan retention period dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang diberlakukan sejak Maret, karena berhasil menopang pasokan valas domestik.
“Kita sudah melihat bahwa cadangan devisa BI di bulan Maret pasca diperlakukannya pengetatan aturan DHE ini itu meningkat menjadi 150, di kisaran USD157 miliar, itu mungkin posisi yang salah satu posisi yang tertinggi sepanjang sejarah,” ujar Helmi.
Menurut Helmi, dukungan kebijakan DHE cukup membantu menyeimbangkan kebutuhan valas yang meningkat akibat repatriasi dividen dan gejolak pasar keuangan yang dipicu oleh kebijakan tarif AS.
(Dhera Arizona)