IDXChannel - Membaiknya perekonomian Indonesia pasca dihajar gelombang covid-19 membuat Kementerian Keuangan menahan penambahan utang negara, salah satunya dengan tidak menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN).
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan penerbitan surat berharga negara (SBN) melalui lelang dan SBN ritel tahun anggaran 2021 sudah selesai. Adapun, pemerintah memperkecil penarikan utang dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 263,5 triliun hingga November 2021.
Pengurangan ini terjadi seiring membaiknya proyeksi outlook penerimaan APBN, baik dari sisi pajak maupun dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Pembiayaan utang pun sudah mencapai 88 persen dari target," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (21/12/2021).
Kata dia, rencana penerbitan SBN skema Surat Keputusan Bersama (SKB) III 2021 tersisa Rp157 triliun yang akan terbit pada Desember 2021.
"Berkurangnya target penerbitan SBN seiring membaiknya proyeksi penerimaan APBN, serta optimalisasi pemanfaatan SAL," ujarnya.
Dia menambahkan Mobilitas masyarakat terus meningkat dan melampui level pra-pandemi, seiring dengan kondisi pandemi yang relatif terjaga dan pelonggaran PPKM. Untuk pertama kali, pada kuartal IV rata-rata mobilitas menunjukkan nilai positif, yaitu di angka 1,4. Indikator konsumsi dan produksi terkini menunjukkan penguatan yang solid dan diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan.
"Neraca perdagangan Indonesia bulan November 2021 melanjutkan tren surplus selama 19 bulan berturut-turut, yaitu mencapai USD3.51 miliar," katanya.
Hal ini didorong kuatnya kinerja ekspor bulan November 2021 yang mencapai USD22,84 miliar, tertinggi paling tidak sejak tahun 2000. Kinerja ekspor juga didorong peningkatan permintaan, dampak krisis energi dunia, dan kebutuhan musim dingin. Sementara kinerja impor di bulan November 2021 sebesar USD19,33 miliar, mengindikasikan terus menguatnya sisi produksi terutama untuk mendukung ekspor. (RAMA)