sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Erick Thohir Ajak China Negosiasi Ulang Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
15/09/2025 18:30 WIB
Erick Thohir mengatakan pemerintah tengah melakukan negosiasi ulang terkait penyelesaian utang proyek Kereta Cepat atau Whoosh.
Erick Thohir Ajak China Negosiasi Ulang Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Inews Media Group)
Erick Thohir Ajak China Negosiasi Ulang Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah tengah melakukan negosiasi ulang terkait penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh

Erick mengatakan rencana penyelesaian beban utang proyek Kereta Cepat ini merupakan bagian dari rencana perpanjangan rute hingga ke Surabaya. Sebab, beban utang yang besar ini justru dikhawatirkan bakal berdampak terhadap realisasi rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. 

"Apalagi kita akan mendorong sampai ke Surabaya, artinya restrukturisasi ini harus utuh sebelum sampai ke Surabaya," kata Erick saat ditemui di komplek DPR RI, Senin (15/9/2025).

Selain itu, Erick mengaku salah satu pokok negosiasi yang dilakukan dengan China terkait pengambilalihan fasilitas pendukung Whoosh yang sebelumnya menjadi milik PT KCIC menjadi milik negara. 

"Kalau Whoosh itu salah satunya nanti ada negosiasi ulang. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bahwa rencana daripada fasilitas pendukung itu diusulkan menjadi milik pemerintah," katanya.

Dengan begitu, PT KCIC yang merupakan anak usaha PT KAI, akan fokus pada layanan operasional kereta saja. Sedangkan biaya pemeliharaan terkait fasilitas pendukung akan menjadi tanggungan pemerintah. 

"Tetapi yang kereta apinya, semua operasional di KAI. Tapi ini perlu kesepakatan dengan pihak China, karena memang kerja sama Indonesia-China," tambahnya. 

Sebelumnya, pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Universitas Indonesia, Toto Pranoto, mengatakan beban utang proyek kereta cepat telah membengkak hingga USD7,2 miliar atau setara Rp116 triliun.

Toto mengatakan komposisi utang tersebut sekitar 75 persen merupakan pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan suku bunga sekitar 3,5-4 persen. Hal ini membuat konsorsium PT KCIC yang mayoritas dipegang oleh PT KAI harus membayar bunga utangnya saja sekitar Rp2 triliun per tahun.

"Kalau kita melihat total biaya investasi awal ditambah cost overrun itu kan hampir USD7,2 miliar (utang KCJB). Bahkan utang yang 75 persen dari CDB itu dengan bunga 3,5 sampai 4 persen, mereka (KCIC) harus bayar bunganya saja mungkin Rp2 triliun ya," ujarnya saat dihubungi IDX Channel, Sabtu (22/8/2025).

Toto juga menyoroti pembukuan kerugian PT KCIC yang praktis membebani PT KAI sebagai pemilik mayoritas konsorsium tersebut. Tercatat, perusahaan itu masih menelan kerugian sebesar Rp1,6 triliun pada semester I-2025. Meskipun, jumlahnya menyusut jika dibandingkan dengan Semester I-2024 sebesar Rp2,3 triliun.

Menurutnya, beban utang yang cukup besar itu tidak akan mampu ditutup jika mengandalkan pendapatan dari penjualan tiket semata. Mengingat, saat ini okupansi harian Whoosh juga masih berada di bawah skenario moderat yaitu 60 persen.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement