"Kita sedang mendata dan kalau kita lihat tentu nilainya cukup signifikan, terutama dari hal-hal seperti software dan produk lainnya yang masih dipakai sampai saat ini," kata dia.
Menurutnya, kekhawatiran AS terletak pada potensi pergeseran penggunaan produk mereka akibat meningkatnya daya saing negara lain. Hal ini menjadi bahan evaluasi yang sedang dilakukan Kementerian BUMN dalam menjaga keseimbangan kerja sama bilateral.
"Nah ketakutan mereka memang ada, apakah sekarang dengan nilai kompetitif dari negara-negara lain, kita mulai beralih (dari AS), nah ini yang kita sedang petakan," kata Erick.
(Dhera Arizona)