sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Erick Thohir Sebut Sejak Awal Bisnis Model Garuda (GIAA) Sudah Salah

Economics editor Suparjo Ramalan
18/11/2021 12:05 WIB
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) saat ini memiliki utang yang menggunung dan terancam bangkrut.
Erick Thohir Sebut Sejak Awal Bisnis Model Garuda Indonesia Sudah Salah (FOTO: MNC Media)
Erick Thohir Sebut Sejak Awal Bisnis Model Garuda Indonesia Sudah Salah (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) saat ini memiliki utang yang menggunung dan terancam bangkrut. Pasalnya, sudah puluhan tahun Garuda menggunakan bisnis model yang salah.

Sehingga, emiten dengan kode saham GIAA itu terpaksa menanggung beban  keuangan yang tercatat terus merugi. Di lain sisi, perusahaan juga harus menanggung utang dengan nilai jumbo yakni Rp 139 triliun. 

"Garuda ini bisa kanan, kiri, sejak awal bisnis modelnya sudah salah. Dan ini sudah berlanjut puluhan tahun. Dan meledaknya sekarang karena Covid juga," ujar Erick, dikutip Kamis (8/11/2021).

Kesalahan model bisnis yang dimaksud berupa dominasinya rute penerbangan internasional terhadap rute domestik. Padahal, ceruk pasar lokal diyakini lebih menguntungkan ketimbang pasar penerbangan global. Proses ini terjadi berpuluh tahun lamanya. 

"Ketika apa, yang selama ini dimanja, karena kita punya domestik market yang sangat kuat, oknum di Garuda lebih senang membuka terus pemikiran ke luar negeri, yang akhirnya apa? Jumlah pesawat bermacam-macam, dibikin skenario, 'oh kalau terbang ke sini harus pakai pesawat ini'," paparnya. 

Erick mengatakan, berdasarkan data saat ini penerbangan didominasi oleh penumpang domestik. Menurutnya 78% penumpang menggunakan jasa pesawat untuk bepergian antarpulau. Dia menambahkan, turis lokal berkontribusi sebanyak Rp1.400 triliun. Sedangkan 22% atau sekitar Rp300 triliun berasal dari turis mancanegara.

"Toh kalau kita lihat dari data sebelum Covid sendiri, 78 % adalah turis lokal, sisanya turis asing. Dari 78 % itu Rp1.400 triliun perputaran uangnya. Jadi memang nanti kita akan memfokuskan kepada penerbangan dalam negeri saja, ini untuk bisnis model perubahan," katanya

Dia menilai pasar domestik merupakan terobosan paling realistis untuk menyelamatkan maskapai penerbangan pelat merah itu. 

"Ini yang harus kita hadapi, bahwa koneksitasnya itu bukan semata-mata bukan hari ini, sudah terjadi puluhan tahun," ungkapnya. (RAMA).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement